Skip to main content

1 postingan ditandai dengan "pertumbuhan"

Lihat Semua Tag

Mengapa Saya Mengayunkan Kembali Pendulum Karir Saya

· Waktu baca 2 menit
Agastya Darma
Sushi Lovers

Ada kesalahpahaman umum di dunia teknologi bahwa jenjang karir hanya bergerak ke satu arah: ke atas. Anda menjadi senior engineer, lalu lead, kemudian manajer, dan akhirnya direktur.

Untuk waktu yang lama, saya mengikuti jalur itu. Tapi baru-baru ini, saya bertanya pada diri sendiri satu pertanyaan sulit: Kapan terakhir kali saya merasakan kegembiraan murni dalam membangun sesuatu?

Sebagai Engineering Manager, saya terbiasa memiliki jawaban. Atau, setidaknya, menjadi orang yang membimbing orang lain menemukannya. Jadi, ketika saya menerima peran Software Engineer di Mercari US dan pindah ke Jepang, saya tidak hanya mengubah zona waktu. Saya mengubah siapa saya di tempat kerja. Dan jujur saja? Rasanya seperti menarik napas panjang setelah menahannya selama bertahun-tahun.

Tapi pertumbuhan membutuhkan ketidaknyamanan. Saya tinggal di Ginza, dikelilingi oleh daun musim gugur yang memukau dan makanan yang luar biasa, namun saya merasakan gesekan dari hal-hal yang asing. Saya belum bisa berbahasa Jepang. Saya berubah dari seorang manajer yang mencari nafkah dengan berkomunikasi menjadi seorang penduduk yang kesulitan memesan makan malam. Ini pengalaman yang membuat rendah hati. Ini mengingatkan saya bahwa keahlian itu kontekstual. Dalam kode, saya fasih. Di jalanan, saya seperti balita.

Penyesuaian terberat bukanlah pekerjaan atau bahasanya. Melainkan kesunyian di apartemen saya. Pacar saya ada di Indonesia. Orang bilang, "Jarak membuat hati semakin sayang," tapi sebagian besar, itu hanya membuat Anda menyadari betapa Anda merindukan momen-momen kecil. Mencintai Tokyo itu mudah, tapi berada di sini tanpanya adalah bagian yang sulit.

Saya menyadari bahwa "babak baru" saya bukan hanya tentang bekerja atau tinggal di Jepang. Ini tentang belajar menyatukan bagian-bagian diri saya yang terfragmentasi ini...